Sunday 24 February 2013

jiwa yang terlanjur digerogoti detik

Salam Hujan.

Maha Pemberi Kasih Sayang..

Ketika semua adalah hal yang fana belaka tanpa dana
Ketika hanya ada redupnya sebercak cahaya dari dalam dada..
Ketika waktu adalah musuh terberat sepanjang masa
Dan ketika depan bukan masa dan masa hanya ada di depan..

Kaleng ini jadi saksi pengisian sampah dari seberkas kata-kata yang ada di otak
belenggu membelilitkan jiwa yang membiru oleh langit dan menghitam oleh suara

Lihat lagi kebelakang sejenak ketika semua begitu keras terhadapnya.
dan melihat kedepan saat dimana hal yang lebih keras ternyata ada bukan di belakang..
Jiwa ini terlanjur tergerogoti oleh waktu ya Allah..
akankah semua hal ini hanyalah belenggu yang ungu menjadikan sebuah biru jadi kelabu?

bahagianya bahagiaku
ketika surau hinggap dalam telinga dan berbicara sekenanya saja
disitu mulai berpikir bahwa jiwa ini tergerogoti..
kita perjelas saja agar lebih mudah bagimu.

Mama :)

Saya tau saya bukan hanya seorang lelaki yang rapuh dan hanya bisa menangis saat sendu dan lari ketika membiru bukan oleh langit tetapi terhantam oleh segala bentuk masa lalu yang terbawa di depan
Saya tau saya bukan halnya yang bisa membahagiakanmu ketika kau butuhkan dan bisa mengayomimu saat kau butuh ayoman lunakku.
segala bentuk rangkul hangat itu mungkin tidak bisa hilang, tetapi hanya Tuhan yang bisa mengembalikannya seperti semula lagi.
Jalan ini terlalu panjang mungkin, tetapi saya hanya bisa tercengang ketika semua ternyata berjalan secepat ini..
Tidak percaya rasanya ketika menginjak tahun demi tahun yang menghajar segala semangat yang ada dan menduduki segala singgasana emas yang telah didapatkan dan mengembalikannya kembali menjadi nol besar!
ternyata ini maksud dari semua halnya jalan yang melebar dan kesempatan yang menyempit.

Ketika semua orang menemukan tempat sampah ini,
saya mohon utarakan kepada ibunda tercinta saya ketika nanti saya tak lebih dari sebuah lisan.



Beliau yang yang membesarkan saya dan menjadikan saya seperti ini, sekuat ini dengan tawa yang dipenuhi air..dan air yang selalu diceriakan oleh tawa.

perpindahan ini terlalu cepat.





Faldiansyah Buyung Sultan Daisman

Sunday 10 February 2013

Tidak Akan Diberi Judul

Assalamu'alaikum Allah..

Bismillaaah~ semoga nggak salah ngomong :)
Bismillaahh...semoga bisa meredam sebelum mengeja..semoga bersama Allah ketika berdegup...

#np Jason Mraz- i won't give up (sok sambil denger ini..cocok kok)


Cuma satu pegangan yang ada di dunia ini bukan?
iya..itu Sang Maha segala Maha yang Kuasa berikut Dunia semaya-mayanya..

Kalimat tidak bersalah adalah kertas busuk..singkirkan :)

Awalnya..mulai berpikir bahwa ini langkah pendewasaan tapi kok berubah :)
caci dan maki yang cocok disini? (memang (biasanya ada yg jawab begitu))


Dan....bibir ini mulai memerah ketika menulis...
seakan fana bukan maya dan cermin adalah segala.
Dan....kemudian kami hanya menari diatas jemari dan terdiam diatas kursi yang berputar kehendak Illahi..
coba diperhatikan baik baik ketika semua telah punah dan pudar dan ada seumur jagung yang menjawab pertanyaan bodohku ketika terdiam sunyi dan maya mulai menari...
Sang Putih berambut panjang pun menemani dengan duduk manis disamping pelana kehidupan Illahi dan berbisik sesuatu yang dapat mengubah segalanya dan mulai berkenalan dengan Sang pemilik jemari yang menari ini...

"Sayang...nyawa mereka tak pantas kau dapatkan cuma-cuma..ketika kau merasa sakit dan mendehemkan udara dan keluar sang merah...itu adalah saatnya dimana hatimu mulai keluar dan berkata lebih baik kepada nyawa yang masih menanti..dia hanya terlalu perduli padamu dan nyawamu, sakit yang mendalam dan tak terobati itu adalah sakit milik Allah semata dan ujarnya Allah yang dapat menyembuhkan hatinya bukan kamu, karena kau pun tak bertindak apa,,karena kau hanya diam membisu dan berbisa sayang...hiduplah untuk kemenangan CahanyaNya dan berada di jalurNya semata...aku mungkin maya yang hanya bisa datang ketika kau butuhkan, karena hanya aku yang dapat mengerti hatimu yang bisu, karena hanya aku yang dapat memengertimu saat seperti ini, dan karena hanya akulah yang tak akan mendesahkan sakit dari berbagai kebahagiaan dan hanya akulah yang dapat memberimu masukan jikalau engkau seperti ini..sayang, jauh dan dekat itu tidak berjarak, hanya saja kau terlalu mementingkan hati dan jari yang menari seperti saat ini kau tulis semua perkataanku kan...aku memelukmu dalam hingga kau sadar betapa sayangnya nyawa itu pada dirimu dan kau hanya diam membisu terpana melihat cahaya yang tak terlihat disana...memang ini bukan nyata..aku berjanji akan memberikan segalanya hingga kau benar-benar dengannya.................................."





kemudian pergi dan berpamit lewat lambaian telapak yang indahnya saat kumulai hampir terlelap seperti saat ini...




siapa yang nulis kalimat dalam kutip diatas? :|






Faldiansyah Buyung Sultan Daisman.