Tuesday 11 February 2014

Gemuruh Surau Angkuh

Terlalu banyak hal yang tidak perlu keadilan..
Karena berbagai hal yang telah menjadikan satu keikhlasan adalah hal yang tidak mengadili keikhlasan..
Dalam satu hal fana yang dijadikan nyata hanya untuk kepuasan semata Matahari..
Satu hal lagi kepuasan bernyawa demi mata air di sungai bulan purnama..

Keringanan beban dalam segala hal yang biasa pun mengenakan jas keadilan bernyawa..
Berkata sudah dalam hati untuk kepuasan bernyali? bukan satu jawaban tetap surgawi..
Memberatkan ringan dalam berbagai arah dari sebuah kemapanan rompi kemakmuran...
Berkata belum pun belum tentu mendapat satu hasil dari akhir sang Jibril...

Seluruh kalimat ini dibuat menghadap matahari...
Bertanya pada bintang yang masih bersembunyi dibalik kekuasaanNya...
Dijawab oleh angin sepoi ditiup dari mulut sang bulan....
Bertanya lagi pada awan yang meneduh bergemuruh surau angkuh...








Faldiansyah

Friday 7 February 2014

Dalam Keadaan Berdiri Terkikis

Dalam diam mendengar bacaan Qur'an sebelum subuh...
Dalam diam mendengar gemuruh ketikan saat subuh...
Dalam diam berdiri terkikis di tempat yang sama setahun lalu...
Dalam diam mendiamkan raga yang bertanya kenapa dan mengapa sudah meluluh...

Aku hanya bisa terdiam dan berpikir apa kata sobatku
"jika kita dalam keadaan berhasil dan kembali lagi kedalam masalah yang sama...kita belum naik kelas"
Aku hanya bisa terdiam dan berpikir saat mengingat berdiriku di tempat yang sama
"apa jadinya saya jika aku tetap berdiri terkikis di tempat ini"
Aku hanya bisa terdiam dan terus mengingat apa kata Ibu
"sujud dan menyembahlah ketika kamu dipertemukan dengan pertanyaan di otakmu itu"
Aku hanya bisa terus mendiamkan raga ketika terngiang Ayahku berbicara
"apapun yang kamu lakukan adalah kebenaran yang menunda kesalahan atau kesalahan yang menunda kebenaran...terus belajar dan kurangi pertanyaan kosong dalam otakmu..jalani"

Inilah saat dimana aku bisa mendiam dan mendiangkan raga saat semua mulai bertanya serentak
Ini juga saat dimana aku bisa mendewasakan pikiran dan menyusun semuanya tanpa keberhasilan
Ini juga tepat dimana aku bisa berpikir kenapa bisa kita berdiri tapi terkikis?
Ini adalah saat yang tepat menjawab semua pertanyaan kosong yang ada dalam benak idealisme ini

"hawa dan adam menunggumu jatuh itu bukan sekedar satu..ada ratusan bahkan mungkin ribuan cucu hawa dan adam.."

Itulah yang membuat berdiri

"kapan dan tentukan seluruh pilihan hidupmu atau kau akan terlambat dan kulampirkan namamu di halaman paling depan dalam secarik surat yang mempersilahkanmu datang dan duduk memakan seluruh penyesalan dalam pesta yang kuhidangkan nanti"

Itulah yang membuat terkikis


Berdiri Terkikis.

Dua kata yang identik dengan satu hal.





"bangkit dan jalani walau tanpa kaki"
"hadapi dan ratapi walau tak berenergi"
"dan berTuhan atau sesal sampai mati"







Faldiansyah

Monday 3 February 2014

Surat Untuk Cucu Hawa


Wahai cucu hawa yang indah..

Kiranya kita belum bisa dipertemukan dengan nyawa..
Sesungguhnya kita adalah senyawa yang terpisah demi ruas kisah dalam permainan pencipta yang Agung..
Sesungguhnya hanya waktu dan cinta yang bertanggung jawab atas seluruh hal yang belum terjadi..

Wahai cucu hawa yang menunggu fajar..

Kiranya jika subuhmu belum berimamkanku..
Sesungguhnya hanya gunam adzanlah yang dapat mempersatukan kita dalam kebersamaan yang didamba..
Sesungguhnya hanya sajadah dan mukenamulah yang dapat membawaku pulang dalam Fatihah kita yang akan disambut oleh senyummu saat salam terakhirku..

Wahai cucu hawa yang jelita saat dzuhur..

Kiranya jika terik sang mata disaat hari telah berada diatas ubunku..
Sesungguhnya hanya candamu yang dapat membawaku segera ranum hingga menjelang malam..
Sesungguhnya hanya gemulaimu yang dapat membasuh wudhuku saat takbir dikala terik..

Wahai cucu hawa yang menanti cucu adam pulang dari gemuruh dan cobaan Allah..

Kiranya engkau ragu..
Kiranya engkau bungkam..
Kiranya engkau bosan..
Kiranya engkau jenuh..
Kiranya engkau telah siap..
Kiranya engkau menunggu..
Kiranya engkau tak kuasa..
Kiranya engkau ingat jerihmu..
Kiranya engkau menjerit..
Kiranya engkau melejit..
Kiranya engkau merasa tak adil..

.....

Sesungguhnya wahai cucu hawa..

Cucu adam ini hanya bisa menjelaskan bahwa seluruh jiwa dan raga ini telah menjadi sebuah taruhan untuk mendapatkan semua penawar dari ragumu, bungkammu, bosanmu, jenuhmu, siapmu, tunggumu, tak kuasamu, jerihmu, jeritmu, lejitmu, tak adilku...
Mungkin cucu adam ini diam tak bersua..
Mungkin cucu adam ini melemah tak berdaya..

InsyaAllah wahai cucu hawa..



Faldiansyah

Sunday 2 February 2014

Semasa kisah, Cerita, dan Cinta..

Cerita masa..Cerita kita..Cerita depan..

Kisah masa..Kisah kita..Kisah depan..

Sebagaimana waktu..sebagaimanapun kamu..
Dalam sebuah hasil yang meratap selah kata selisih?
Atau berimpit dengan selisih dan kisah sebuah hasil..
Surat cinta..surat kita..surat terkasih..

Wahai para calon bidadari Surga..

Ini bukanlah sebuah kalimat yang terangkai demi selisih huruf dari kisah tahunan cinta bidadari pada manusia..
Ini juga bukan rangkaian selembar maya yang berusaha merintik dalam gemerlap hujan sendu..
Perihal masa yang terus berjalan dengan roda yang terus ada pada poros yang melingkari kehidupan..
Perihal janji yang mungkin belum tertuju dan terungkap dari satu masa tertentu yang melibatkan hati..

Wahai calon bidadari penyelamatku..

Bersabar mungkin adalah usaha yang selalu dikatakan oleh cucu adam dalam pencariannya..
Berharap kuat adalah kepercayaan yang murni yang disadari betul cucu adam kirimkan pada Tuhannya..
BerTuhan adalah hal yang paling dicari oleh sang cucu yang ingin menerangi jalan bidadarinya..
Bertahan adalah salah satu hal yang mungkin tidak akan kau tempuh jika kami sang cucu telah engkau hitung dengan keras..

Tidak ada kata lain selain...

Disini kami tak diam..kami sadar akan kebidadarianmu yang siap diambil cucu lain..
Disini kami berpikir..kami sadar betul akan pemikiranmu yang bisa saja berubah setiap detik yang dikalikan ketahananmu selama bergandeng denganku..
Disini kami berjuang walau hanya diam yang kau rasa dan hanya bayang yang kau lihat..ini kami yang berlari meninggalkan bayang..yang siap dan berusaha siap mempersiapkan semua..
Kenapa tidak sabar? Kami tak diam..

Seolah adam hawa tak memakan buah khuldi?
Seolah adam hawa tak berjalan dari utara ke selatan?
Seolah Tuhan menciptakan semua tanpa perencanaanya?
Seolah kami berdiam..Tuhanku..

Tapi sudahlah..
Jika memang yang terlihat hanya bayang dimatamu..
Mungkin hal terbaik dari yang baik telah diciptakan okeh Tuhan untuk memberikan yang baik untuk seluruh usaha dan kisah..



Faldiansyah.