Tuesday 25 March 2014

Sekar Wangi Angkara Derita Sama

Sekar wangi manunggal suaka..
Menara kita merancang julang kuasa..
Permata hilang berlian semata..
Kiranya sangka lebih dari derita..

Angkara bernyawa pernah menata..
Pujangga suaka dalam berita di menara..
Penjaga bencana derita kelam semata..
Aku bertanya pada saat hempas angkara..

Diam adalah busana dalam kencana..
Diam adalah tarian seputar dunia..
Diam juga bernyawa ketika berdoa..
Sembarang dalam jiwa angkuh pusaka..

Kiranya aku dalam angkara..
Kiranya sembuh bukan bencana derita..
Tuhan pemilik semesta raya..
Jingga meraup tanya dalam angkara...

Ketika hendak murka..
Diam saja..
Karena angkara bukan murka semata..
Diam saja..
Toh kita yang bertanya..kita yang menjaga..




Faldiansyah

Thursday 20 March 2014

Bergumam Di Tengah Malam

Semoga..hari ini merupakan pelajaran terbaik..
Semoga..hari ini adalah guru hari esok..
Semoga..perjalanan ini bukan yang terakhir..
Semoga..seluruh hari ini adalah hari yang mutakhir..

Tuhan Baik..

Perihal kalimat yang beranjak usang..
Seluruh hal bukan menikmati lagi dihayati..
Diingat seluruhnya adalah milikMu..
Dinanti hari pertemuanku denganMu..

Tuhan Kuasa..

ElokMu selaku menjadi kuasa yg maha rahasia..
SajakMu begitu berlaku di telinga manusia..
MatahariMu selalu baik menerangi wajah kami..
Walaupun kami seakan lupa keberadaanMu..

Aku adalah hal yang berlaku semena asa..
Aku juga sering melipur hati lara demi doa..
Berbagai ingkar dari ruang tak ada henti..
Semua prosa demi sang hawa yang bukan pilihanMu..

Tuhan Sang Maha..

Beranjak sekarang langkah kususuri..
Demi pertemuanku denganMu kelak nanti..
Memohon ampunan sebesarnya atas kemunafikanku ini..
Memohan sebuah jelita di malam hari nanti..

Andai disadari sejak dulu kelak..
Seluruh kecantikan ini milikMu..
Seluruh prosa hangat milikMu..
Seluruh kemegahan Arsy itu milikMu..

Mudah-mudahan..seluruh nafas ini..
Hanya kuikhlaskan untukMu ya Allah...
Aamiin...




Faldiansyah

Friday 14 March 2014

14 March 2014

Senyum kasih..

Tuhan Maha Penyayang...Maha Pengasih..
Allah tiada dua..Dia Tuhan segala galaksi..

Hari ini..Cucu Hawa itu genap mengulang tahunnya..
Seharusnya..jadi hari kami berdua..
Tuhan Maha Sayang...Tuhan sayang kami..
Mungkin belum saatnya..dan belum saatnya menggetar Arsy..

Harusnya...Kita sudah bersama sayang...
Tuhanku Maha baik...Tuhan kita Maha Pengasih..
Mungkin kita dipererat lebih erat..
Dan nanti diberikan waktu yang dapat mengubah semuanya..

Aku tak bisa berkata apa..
Kamu pun tak mau berjawab apa..
Cucu Hawa baik...
Calon Istri mulia...

Seharusnya kita sudah bersama..
Manusia pandai berencana..
Tuhan Yang Maha Esa..
Beliau Yang Maha Penguasa..

Selamat Ulang Tahun tersayang...
Irinauly.





Faldiansyah.

Wednesday 12 March 2014

Fajar Dinanti

Pagi..

Ada sesuatu yang hilang..
Pagi tak nampak fajar jingga pelangi..
Kini dan nanti mungkin sudah terganti..
Seharusnya...tetap begini..

Singkat saja..

Kini dan nanti itu rahasia illahi..
Dan mungkin fajar tetap diminta di pagi hari..
Aku terus tetap memintamu hingga mentari..
Dan tetapkan hati kau hawa yang kunanti.

Apapun itu nanti..

Faldiansyah.

Tuesday 11 March 2014

Kala Manu Dan Mala Bercerita.

Serangan sebelum pejam..

Kala malaikat menghampiri umat Tuhan...
Dimana doa dikala akhir sebelum pejam dicatat oleh malaikatNya...
Dan dikala seluruh cerita masa hari ini disampaikan kepadaNya...
Keyakinan akan didengar, akan disampaikan..dan akan disatukan...

Hampir bosan dirasa menjalaninya..
Hampir mati rasa setelah menelaahnya..
Dimana kita hanya bisa berkeluh dan meminta padaNya..
Tetapi jujur dengan siapa lagi kita meminta selainNya?

Wahai malaikatNya...
Sampaikan padaNya aku hanya ingin menggetarkan ArsyNya dengan cucu hawa yang itu..
Sampaikan padaNya aku akan menjaganya dikala susah dan senang..
Sampaikan padaNya hanya Dia yang bisa membuat kami bersatu lagi..
Tapi wahai malaikatNya...
Tolong sampaikan padaNya aku tidak akan membuat hawa itu menangis lagi..ini akhir janjiku untuknya..demi senyawa hidupku..



Selamat pejam




Faldiansyah.

Kutipan Singkat Matahari

Setiap makan siang...adalah waktu tepat untuk kabur :p

Permintaan manusia begitu memuluk-muluk...
Permintaan manusia memang kadang tak masuk diakal...
Tapi Tuhan selalu memiliki jawaban dari seluruh permintaan manusia..
Memiliki satu kejutan hebat dibalik seluruh permintaan yang ada...
Beberapa hal telah disajikan..Beberapa hal juga telah disiapkan..
Apa guna? guna memiliki seluruh keridhoanNya dan jalanNya..

Menikmati setiap hal yang disajikan olehNya...
Adalah salah satu bentuk rasa syukur yang harus dinikmati..
Seluruh sakit dan jatuh adalah nikmat dan pemberian..
Seluruh hal adalah anugrah...
Hingga pada saat Allah murka pun...
Beliau masih memberikan satu hal yang harus terus dipelajari...
Tuhan Maha Penghujam seluruh rasa...



Selamat menikmati waktu matahari tepat di ubun-ubun.

Faldiansyah.

Matahari Tinggi Segalah

Hampir memasuki waktu Matahari Tinggi Segalah...

Barulah kita menyadari semua saat ini terjadi...
Barulah kita membuat semuanya setelah ini hampir runtuh melebur...
Ini adalah satu hal yang telah ada dan disangsikan bagi kita..
Menyadari keterlambatan yang tak perlu disadari tapi diperbaiki...

Semua belum usai selagi kita masih bisa bernafas...
Semua belum hilang harapan saat kita masih bisa berbicara dengan baik...
Semua juga belum tentu disudahi ketika kita dapat menerima waktu Matahari Tinggi Segalah..
Kita...bukan hidup untuk mengakhiri tapi untuk kita berdoa agar menepati...

Kita adalah umatNya...
Menyadari itu satu hal yang penting...
Kita adalah umatNya...
Membuat berarti itu lebih baik dari sekedar menyadari...

Sadar itu sudah baik...
Memperbaiki itu baik juga...
Memberikan sesuatu yang bermanfaat itu baik juga..
Dan memperbaiki sesuatu hal dari bidang yang runtuh itu jauh lebih baik...

Bukan mengada...memang kita kurang menyadarinya saja :)
Berikut kalimatnya..

"Sesungguhnya keindahan itu keindahanMu, kecantikan itu kecantikanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu. dan perlindungan itu perlindunganMu."

Sesungguhnya tidak ada hal yang patut kita syukuri selain syukur untukNya...
Jika memang ini adanya...memang sebaiknya perbaiki seluruhnya dari awal...
Salahnya banyak...tak jadi masalah...Tuhan Sang Maha..Tuhan Sang Kuasa...
Tidak ada hal yang tidak terjawab...Tidak ada hal yang tidak Dia jawab...

Selamat merayakan waktu Dhuha. (waktu Matahari Tinggi Segalah)






Faldiansyah.

Aku, Kamu, dan CeritaNya.

Selamat pagi..
Teralu awal untuk pekerja nocturnal..
Dan terlalu siang untuk sang pujangga pencari kabut..
Tapi...seamat pagi..

Baru-baru ini mendapat sedikit cerita dari sahabat..
Tersakiti..terbuli..dan tak mengampuni..
Baru-baru ini juga mendapat cerita lagi...
Tersakiti...terbuli..dan lagi-lagi tak mengampuni..

Beberapa hal yang dapat dilihat dari beberapa yang terlihat..
Masalah terus datang beruntutan bagi mereka, saya, kita..
Tapi semua relatif sama..berujung..dan tak diujung..
Kenapa? Namanya jg manusia..

Perbaikan dan keterlibatan hidup manusia pada Tuhannya.
Kepercayaan dan pengampunan atas Tuhannya..
Seharusnya bisa menjadi contoh yang beranalogi sama..
Simple..dan lebih bermanfaat..

"Hal yang paling dicari itu adalah ridho dariNya..ambil atas dasarNya..jangan mu"
"Ini semua tidak ada hubungannya dengan keuntungan pribadi..tapi keuntungan sendiri yang dituntunNya"
Dan..mencintai dengan bertemu doa sepertinya lebih baik dibanding mencintai dengan nafsu :)

Tapi...namanya juga Manusia :)



Faldiansyah

Monday 10 March 2014

Aku Dan Kerumunan MalaikatMu

Sehat selalu...
Bersih selalu...

Siang berasa malam...
Malam pun tetap sunyi sirna biasa..
Siang harusnya gaduh....
Malam pun harusnya tetap senyap...

Aku bernyali atau tidak...mungkin tetap sama saja...
Kamu menyatu atau tidak...kuyakin tetap sama...
Artinya...
Ketika aku tak bersama dengan hati yang terajut...
Hanya Tuhan yang bisa mempersatukan bukan?

Cinta...Cinta..
Berasa hambar saat belaka...Berasa pudar...saat pusaka..
Cinta...Cinta..
Buat berasa ketika dibuat...Tak berasa ketika dibuat juga...
Jadi apa maunya...

Salah satu hal yang ada dalam hidup ini adalah menyadari...
Betapa besar cinta Tuhan pada umatnya...
Betapa sayang Beliau berlari untuk kita..
Dan betapa riang saat kita meminta...

Aku dan kerumunan malaikatMu...

Aku bersyukur terus ditemani...
Aku bersyukur ketika Engkau terus ada disini...
Aku bersyukur terus meminta...
Walaupun yang diminta pun meminta untuk tak diminta...
Engkau wahai Tuhan Sang Maha Sempurna..
Jika ini baik menurutMu dan cintaku padaMu...
Jangan hentikan permintaan ini dan teruskan menguji cintaku padaMu






Faldiansyah.

Sunday 9 March 2014

Menyulam Hujan Diatas Fajar

Tepat post ke 100...Hore..

Berbagai prosa sudah tertulis..
Sakit, Senang, Marah, Percaya, Tak percaya, Sujud, Dan tak mau sujud..

Berubahlah demi waktu..Bermulailah demi kamu..
Sajak dan prosa memang tak mungkin bisa terbaca dengan baik...
Tapi kilau hanyalah kilau senja dibawah mentari...
Berubahlah demi Dia..Bermulailah dengan kalimatNya..

Aku memilih titik diantara jemari menari tertuju dalam kilau kelabu...
Aku membuat sajak dalam jemari surau angkuh dalam tertuju...
Aku membuat semua demiMu yang selalu ada di dekatKu...
Aku menjadikan semua pilu kelabu jadi abu yang seharusnya tak begitu...

Tuhan pilihkan jalan...Tuhan tentukan surauNya...
Aku jalankan pilihan...Aku jadikan semua kenangan..hanya kenangan? tidak :)
Percuma dilupakan...hanya berbuah melekat didada...
Percuma diabaikan...hanya berbuah senyawa tak lekang oleh waktu belaka..

Jika mulai pilu...kembalilah padaNya..
Jika mulai risau...berpeluklah denganNya..
KasihNya tiada dua...menghampirimu adalah berlari untukNya..
Dia..sangat baik sekali..Tuhan baik yang maha Esa.

Ketika hujan datang...berhentilah..
Ketika waktu fajar merangsang...bangunlah..
Karena setiap tetes hujanlah doaku terkabul...
Karena setiap fajarlah aku melantunkan doa untukmu..







Faldiansyah.

Denting Surau Kemilau

Pijak adalah satu hal yang telah ada jawaban...
Lalu adalah satu surau kilau matahari memukau
Langkah adalah arah dalam tujuan satu senapan...
Hembus adalah satu gemuruh surau angkuh yang menyambut..

Hilang bukan berarti tak berdoa..
Ada bukan berarti tak berdaya..
Sujud selalu ada untuk hamba..
Doa pun mengalun demi hawa..

Hancur bukanlah segala...
Keping juga bukan semata..
Laju terus memukau sang fajar..
Melantun...Memukau...Berkilau..

Apa guna prosa ini jika tak terbaca...
Yakin adalah satu hal yang terus ada dalam fana..
Apa guna prosa ini jika tak bertindak...
Yakin adalah satu hal yang harus diterap dalam jiwa..

Kosong...lalu kembali merebah..
Kosong...lalu kembali teringat..
Kosong...lalu kembali menjamah..
Kosong...dan...berkata sudahlah...

Hentikan saja denting surau rindu pulau ini...
Semua tak berguna hanya elok semata..
Hentikan saja denting kilau hitam merona ini...
Semua tak berguna layak tarian jemari tak daya..

Hampir tak guna...
Hampir tak asa...
Sudahi saja..
Kenapa harus bertahan jika Tuhan tak memberinya..
Apa guna..
Sudahi saja...
Kenapa harus melaju dalam doa jika Tuhan tak yakinkannya...
Sudahlah wahai engkau malaikat dan setan di kanan dan kiriku...
Kenapa susah payah membujuk dan melarangku seperti ini...


Toh Tuhan pun tak berhenti membuatku berdoa dan bergumam...





Faldiansyah

Temukan Aku Dalam Doa...

Menyurau kamu..
Membalikkan bantalmu..
Menimbulkan pilu...
Mengingat bulanmu..

Tak temu sapa..
Tak temu apa..
Temu doa..
Itupun jika benar adanya..

Melipur rindu...
Menyurau cucu hawaku..
Melipur sendur...
Mengingat candamu...

(ost. SO7- Anugrah Terindah Yang Pernah Kumiliki)

Mengingat jelas..
Memberi laras...
Mengingat paras...
Memberi nafas...

Menepi demi Illahi..
Berdoa demi Janji..
Menyapa dalam doa..
Berharap sama..

Yassalam Ya Rabb..
PutusanMulah...
PemberianMulah...
SenyawaMulah...

Jika memang hanya doa yang Kau anjurkan...
Jika memang ini doa yang Kau sarankan...
Tak mungkin kuingkari..
Tak mungkin ku tak suraukan...

Penantian fajar 





Faldiansyah.

Peri Tidur...Wahai Peri Tidurku...

Peri Tidur...Wahai Peri Tidur...

Kapan engkau menyapa cucu adam yang bernyawa..
Kapan engkau mencoba menari dalam mimpi seorang pujangga..
Apa guna mentari jika peri tak kunjung menyulami mimpi..
Apa guna jerami jika jarum tak henti ada di tepi..

Peri Tidur...Wahai Peri Tidurku....

Kenapa sulaman mimpi bukan kau indahkan tapi letakkan...
Kenapa bernyanyi jika menari adalah hal yang kunanti disajikan...
Apa guna mimpi jika mata tak ikut bersembunyi...
Apa guna jemari jika tak lelah untuk menari...

Peri Tidurku...Wahai Peri Indahku..

Cepat datang kemari sudah kupersembahkan lagu mesra kita..
Engkau anugrah terindah yang pernah kumiliki...
Cepat bernyanyi sebelum aku memetik mimpi kukembali..
Engkau anugrah terindah yang pernah kumiliki...

Cucu Hawa...wahai cucu hawa...

Biasanya engkau membuat yang membuat semua peri tidur cemburu dalam gulita...
Biasanya engkau juga menyulam prosa dalam mimpi yang telah kita bangun dalam asa..
Cepat kembali jika telah....sudahlah...
Cepat kembali jika sudah...sudahlah...

Sudahlah...ini terakhir sebelum hari ini dinanti fajar...








Faldiansyah.

Senandung Langkah Gulita Fajar

Detak dalam nama...
Rangkai dalam prosa...
Kami yang perasa..
Engkau yang Maha..
Kami bisa apa?

Ini aku...Bertanya tentang seorang nama..
Engkau menjawab..Keyakinanku meruntuh..
Dan ini aku...Yang tetap bertanya bagaimana nama..
Dan Engkau masih menjawab...berdiam dan berdiam...

Waktu tergelincir dalam asa dan rasa...
Bersama malam dan fajar yang hampir sama..
Sang peminta waktu fajar...
Wahai engkau kasih tak bersama dalam rasa...

Senandung ini telah ada dalam rasa yang ada sejak....lama...
Bulan inilah yang membuat matahari bersinar lebih terang...
Dan bintang inilah yang telah membuat seluruh kepercayaan menjadi benderang...
Engkau Sang peminta fajar....

Sampai kapan kuberdiam?
Sampai kapan juga akal ini menebar segala rasa ya Rabb..
Peminta fajar...wahai engkau...
wahai engkau...

Langkah dalam gulita...
Seribu tanya dalam dada yang dihujamkan olehNya...
Seribu rasa dalam asa yang telah dihujamkan olehNya...
Langkah dalam gulita...

Pelindung malam dalam gulita lilin menyeringai...
Peminta fajar...wahai engkau...
Yaaaasssalaaaammmm....
Langkan dalam gulita...senada...berasa...dihujam olehNya...

Aku bersyukur atas seluruh nikmat diam yang Engkau tentukan..
Aku belajar dalam seluruh asa yang baru saja Engkau pilihkan..
Aku yakin dalam gulita putih masih ada hitam yang melekat berkah dariMu...
Aku percaya ini bukan henti sekedar diam yang Engkau sembuhkan..
Aku milikMu..
Aku pemintaMu..
Aku pemujaMu..
Aku yang siap menggetarkan ArsyMu..
Wahai Engkau pendatang fajar..
Aku berserah...untukMu..






Faldiansyah

Sulaman Nada..Perihal Nama..Sama Saja :)

Sulaman nada...Perihal nama...Sama saja..
Dalam rantai permata sulaman cincin peti dari samudra di segitiga..
Tak ada dan tak akan pernah ada..hal semudah dalam sulit tilam suaka saya..
Perihal mata..tak perlu bertanya dalam gulita..sama saja..

Kini dan nanti..
Sama saja..
Selesai atau mulai..
Sama saja..

Tak lagi sama memungkinkan hati berkata sirna?
Tak lagi berbeda melainkan suara menyurau kurma?
Sama hilang...Sama manis...Berbuah dalam jiwa..
Sama saja...Sama rasa...Sama saja...

Apapun adanya..
Kawan-kawan pun menyurau sama..
Apapun adanya..
Sudah ditunggu jatuhnya dan ribuan suara surau berbeda...

Aku dan kamu...
Mereka dan dirimu...
Sama saja...betul-betul sama...
pusing? sama...

Cucu hawa..
Wahai engkau..
Sama saja..
Tak berkata...
Wahai Tuhan...







Faldiansyah

Friday 7 March 2014

Terima Dalam Kasih

Subhanallah Tuhanku Allah Maha Besar..

Dalam segala jenis bentuk kesempurnaanMu..
Terdapat satu hingga dua jenis keterlibatanku..
Menjalani dan mengikhlaskan..
Menjadikan seluruhnya menjadi nikmatMu..

Terima dalam kasih..

Terima kasih aa Abdullah Gymnastiar yang memberikan berbait-bait keteribatan kalimatNya,
Terima kasih Ahmad Al Qallas yang telah bersedia memberikan dukungan dan terus menemani, menopang, memberi semangat saya
Terima kasih ade Arin Ulfa Fauziah yang sudah rela memberi tumpangan untukku dan Al Qallas untuk beristiq dan bersedia berniat meluruskan..
Dan Terima Dalam Kasih Ya Allah yang telah memberi jawaban paten yang tak mungkin kuingkari.

Inginku adalah kamu..
Janjiku adalah kamu...
Dan surau hatiku tetap menyebutmu..
Wahai cucu hawa..yang telah lama tertulis dan terlibat dalam hitam putihku..inilah keputusanNya, bukan ku tak sanggup berlari..terima dalam kasihku untukmu..

Allah Maha Besar.



Faldiansyah.




Thursday 6 March 2014

Sulaman Rentetan Asap

Bertanya adalah sulaman rentetan asap yang berhembus
Bertanya merupakan satu sulaman harapan dan kisah dalam masa yang bernyawa
Jawaban adalah hasil dari sulaman Tuhan pada umat yang menghembus
Jawaban merupakan hasil sulaman Tuhan yang dihadiahkan untuk ukiran jiwa

Tak penting apa itu jawaban..
Tak penting apa itu sulaman..
Pentingkah sebuah arti harapan..
Pentingkah senyawa kisah dalam masa pernyataan..

Manusia meminta...Tuhan memberi..
Manusia bernyawa..Tuhan menyapa..

Apakah cinta adalah segala..
Apakah cinta memang bernyawa..
Jika memang bernyawa...
Kenapa kita membela nyawa dibanding Tuhan yang menyapa..
Jika memang betul cinta suci kita adalah hadiah untuk Tuhan yang memberi nyawa..
Kenapa kita menduakan cinta Tuhan pada kita..
Kenapa kita meminta doa untuk diberi cinta sementara tak lagi sama..
Kenapa juga kita memilih mengejar harapan yang belum tentu sirna sementara Tuhan adalah kekasih suci kita

Kebenaran arti jiwa...
Sang Tuhan pemilik jiwa...
Aku pernah melupakanMu...
Aku sering kali tak sadar adaMu...
Kemenangan milikMu semata...
Sang Tuhan pelipur lara...
Aku pernah menghujatMu demi cinta..
Aku pernah tak menolehMu demi lara..
Cinta suciku milikMu...
Cinta hebatku milikMu...
Ampuni hambaMu ini...






Faldiansyah

Simpul Bahagia Yang Bertanya

Kesungguhan berujung tulang
Perisai bermata berlian
Salam berucap Tuhan
Aku berdiam tak sanggup menahan beban

Kalimat ini berujung tajam tak bermata sebagaimana pisau berlian menusuk tulang
Indah Tuhan semegah semesta bimasakti yang menjunjung salam berucap alam
Tapi ini dariku wahai cucu hawa yang kupuja sebagaimana bintang
Yang terus bersinar ketika Sang fajar beranjak pulang

Prosa tak berawal tapi berakhir
Sukma berembun silam tanpa mengukir
Aku diam tak berkata apa
Bukan berarti embun yang hilang saat fajar datang menyapa

Diam memang bukan segala
Ucap memang menyongsong kepala
Tunduk adalah jawaban terbaik manusia
Ketika aku datang padaNya...dan Beliau berlari menghampiri umatNya

Jika memang benar ini adalah pertanda, kenapa harus celaka sebelum bersama
RahasiaMu sangat hebat, JawabanMu juga sangat dinanti seluruh manusia
Apakah semua ini hanya permainan hati yang berbuah semanis kurma?
Apakah ini hanya seperti khuldi yang membuat Adam dan Hawa ke Dunia?

Aku hanya makhluk yang berkiprah tentang senyawa pulau sengketa..
Aku juga hanya berusaha membuat semua lebih bernyawa..
Jika memang salahku ini tak bisa diterima begitu saja..
Ijinkan saya untuk membuat semua menjadi lebih baik demi masa..demi kita..demi cucu hawa..



Aku..adalah tanda tanya yang mencari dimana pertanyaan dijawab olehNya...
Jika NYA adalah Ya...
Kenapa bahagia harus menyelimuti tanda tanya...
Dan simpul merekah bahagia merupakan jaitan dari luka yang ada...
Aku? simpul bahagia yang bertanya...




Faldiansyah

Wednesday 5 March 2014

Suara Kawan TentangNya

Lalu belum terlalu berlalu..
Semu menyurau kisah dalam semilir senyawa padu..
Aku bukan merintih lagi berkeping..
Kamu lebih dari segala arti putih salju beriring..

Kisah sendu tlah berlalu..
Jalan terus menempuh kilau menyatu..
Berserah padaMu..
Tanpa mengarak silau abu..

Dua hal yang harus tetap ada di dalam diri manusia.
Iman..dan semangat..
Terima kasih kawanku..Agung Al Qallas.
Atas semangat dan pengetahuan tentangNya..



Faldiansyah

Tuesday 4 March 2014

Perihal Kisah

Meraih Mata disaat hari gemilau..
Periang sudah wajah yang suram bergurau..
Dimana kisah menjadi senyama tak pasti..
Bergumam indah demi kisah Illahi..

Perihal cinta..sudahlah..

Peraih citra hilang tak bernyawa..
Peraih senja tenggelam dalam nyawa belaka..
Pencipta raih..bukan juga..pencipta sutra..juga bukan..
Makin tak menjelas di hari keempat ini..

Akan kuberi judul disaat setiap kisah bernyawa..
Akan diberi citra dan lara disetiap langkah berdetak..
Akan memberi sulam..akan kuberi senyum..
Bersujud deminya? Mungkin hanya demi keikhlasan..

Jika yakin kenapa tidak..
Jika senyap kenapa suntuk..
Jika 3 tahun ini telah berlalu...
Jika saat ini pun jadi hal yang harus meluluh..

3 tahun memang bukan hal kecil menyakiti..
3 tahun juga bukan waktu yang sedikit untuk memantap..
Tidak mengeluh..justru telat menyesal..
Mau bilang sudahlah...tak bisa tapi tak boleh menyerah..

Usaha ini...tidak berhenti senyap..
Usaha ini...harus bersayap..
Dan usaha ini..harus berakhir doa..
Apapun doanya..apapun keputusannya..
Mimpi..wujudkan..lakukan..usahakan..berserah..



Faldiansyah

Saturday 1 March 2014

Hal Yang Tak Perlu Ditelaah

Terbiasa dari hal yang tak biasa...
Membiasakan dari hal yang diharuskan...
Berkali dalam seribu, dan bertambah dalam pengurangan jenaka dan ruang...
Kami...saya maksudnya sekarang...

saya..

Pelantun dari berbagai lantunan yang diharuskan..
Perusak dari berbagai kalian emosi yang menjelma jadi diam sahaja..
Dalam kekinian...dan dalam kesunyian...
ohh...betul adanya rindu pada pelangi..
betul juga ruang dan waktu tidak berputar melainkan menggiling..
seluruh hal yang telah dan tak menelaah satu arti...
apa yang dikejar bukan mengejar..apa yang didapat tak dapat didapat..

Lantunan hanya lantunan sayang...percayalah :)

Dalam segala bidang yang menjadi sebidang...
Dalam segala ruang yang diberi dalam ruas jari yang menjengkal setiap centi
Kini dan nanti..besok dan lusa..kapanpun..ya...kapanpun.
Prosa asa hanya sampah :)

Kita saling serang tak sengaja...
Kita saling peduli tak merana...
Kita saling mengurang tanpa menambah...
Sadar bukan arti bahagia...sesederhana itu..karena seluruhnya sudah tertuju...

Rindu pada pelangi..
Sua tanpa ruah..
Bejana dalam asa..
Suara tanpa nyawa..
Bicara dengan kata..
Kita yang tak bercermin...saya..tak bercermin :)

Telaahnya gampang.

Kita tak saling benar-benar memaafkan...
Kita juga tak saling benar-benar mendo'akan..
Kita tak saling tarik..
Kita bukan hal yang patut menarik, memaafkan, mendo'akan...
Tapi melakukan..

Telaah lebih gampang..

"sebutkan satu hal saja kenapa tak ada obat dikala sakit?"

Salah tak terulang bukan jawaban...
Pencarian mungkin yang terlalu ambisius..
Sampai lupa jika hatimu membeku..

Telaah sangat gampang.

Karena ruang nafas kita satu.

Yang tak perlu ditelaah....

Karena saya Faldiansyah Buyung Sultan Daisman.
Dan engkau Irinauly.




Sekian.






Faldiansyah.