Friday 7 February 2014

Dalam Keadaan Berdiri Terkikis

Dalam diam mendengar bacaan Qur'an sebelum subuh...
Dalam diam mendengar gemuruh ketikan saat subuh...
Dalam diam berdiri terkikis di tempat yang sama setahun lalu...
Dalam diam mendiamkan raga yang bertanya kenapa dan mengapa sudah meluluh...

Aku hanya bisa terdiam dan berpikir apa kata sobatku
"jika kita dalam keadaan berhasil dan kembali lagi kedalam masalah yang sama...kita belum naik kelas"
Aku hanya bisa terdiam dan berpikir saat mengingat berdiriku di tempat yang sama
"apa jadinya saya jika aku tetap berdiri terkikis di tempat ini"
Aku hanya bisa terdiam dan terus mengingat apa kata Ibu
"sujud dan menyembahlah ketika kamu dipertemukan dengan pertanyaan di otakmu itu"
Aku hanya bisa terus mendiamkan raga ketika terngiang Ayahku berbicara
"apapun yang kamu lakukan adalah kebenaran yang menunda kesalahan atau kesalahan yang menunda kebenaran...terus belajar dan kurangi pertanyaan kosong dalam otakmu..jalani"

Inilah saat dimana aku bisa mendiam dan mendiangkan raga saat semua mulai bertanya serentak
Ini juga saat dimana aku bisa mendewasakan pikiran dan menyusun semuanya tanpa keberhasilan
Ini juga tepat dimana aku bisa berpikir kenapa bisa kita berdiri tapi terkikis?
Ini adalah saat yang tepat menjawab semua pertanyaan kosong yang ada dalam benak idealisme ini

"hawa dan adam menunggumu jatuh itu bukan sekedar satu..ada ratusan bahkan mungkin ribuan cucu hawa dan adam.."

Itulah yang membuat berdiri

"kapan dan tentukan seluruh pilihan hidupmu atau kau akan terlambat dan kulampirkan namamu di halaman paling depan dalam secarik surat yang mempersilahkanmu datang dan duduk memakan seluruh penyesalan dalam pesta yang kuhidangkan nanti"

Itulah yang membuat terkikis


Berdiri Terkikis.

Dua kata yang identik dengan satu hal.





"bangkit dan jalani walau tanpa kaki"
"hadapi dan ratapi walau tak berenergi"
"dan berTuhan atau sesal sampai mati"







Faldiansyah

No comments: