Sunday 9 March 2014

Peri Tidur...Wahai Peri Tidurku...

Peri Tidur...Wahai Peri Tidur...

Kapan engkau menyapa cucu adam yang bernyawa..
Kapan engkau mencoba menari dalam mimpi seorang pujangga..
Apa guna mentari jika peri tak kunjung menyulami mimpi..
Apa guna jerami jika jarum tak henti ada di tepi..

Peri Tidur...Wahai Peri Tidurku....

Kenapa sulaman mimpi bukan kau indahkan tapi letakkan...
Kenapa bernyanyi jika menari adalah hal yang kunanti disajikan...
Apa guna mimpi jika mata tak ikut bersembunyi...
Apa guna jemari jika tak lelah untuk menari...

Peri Tidurku...Wahai Peri Indahku..

Cepat datang kemari sudah kupersembahkan lagu mesra kita..
Engkau anugrah terindah yang pernah kumiliki...
Cepat bernyanyi sebelum aku memetik mimpi kukembali..
Engkau anugrah terindah yang pernah kumiliki...

Cucu Hawa...wahai cucu hawa...

Biasanya engkau membuat yang membuat semua peri tidur cemburu dalam gulita...
Biasanya engkau juga menyulam prosa dalam mimpi yang telah kita bangun dalam asa..
Cepat kembali jika telah....sudahlah...
Cepat kembali jika sudah...sudahlah...

Sudahlah...ini terakhir sebelum hari ini dinanti fajar...








Faldiansyah.

No comments: